Pada tanggal 6 s.d. 7 Desember 2014 yang lalu saya berkesempatan untuk berkunjung ke Pulau Berhala bersama teman-teman kantor. Pulau Berhala merupakan salah satu pulau terluar tempat makam raja Jambi Datuk Paduka Berhala yang saat ini menjadi bagian dari Provinsi Kepulauan Riau.
Berangkat pukul 07.00 melalui jalur darat dari Kota Jambi kami menuju Nipah Panjang sejauh 150km dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam. Kondisi jalan yang rusak selepas Kota Jambi dan banyaknya jembatan semi permanen di Tanjung Jabung Timur sedikit menghambat perjalanan kami. Di Nipah Panjang, mobil yang kami gunakan dititipkan di kantor Polsek. Perjalanan ke Pulau Berhala dilanjutkan menggunakan speed boat dari Sungai Batanghari dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit. Tarif speed boat yang dikenakan untuk perjalanan pulang pergi adalah Rp 220.000 per orangnya.
Waktu tempuh yang cukup lama dari Jambi tergantikan dengan keindahan pemandangan alam di Pulau Berhala. Pantai pasir putih, ombak yang tenang, air laut yang jernih, batu-batu karang besar yang tersusun rapi merupakan atraksi tempat wisata ini yang belum pernah saya temui di tempat lain. Sebagai tempat wisata, pulau berhala dilengkapi juga pembangkit listrik, gazebo, dermaga kayu, pendopo utama untuk tempat berkumpul/meeting point, 16 penginapan/home stay dan tentu saja warung makan. Namun sayang home stay yang ada tidak menyediakan tempat tidur, pengunjung disarankan membawa sleeping bag sendiri. Selain itu sebaiknya pengunjung juga membawa bekal makanan & minuman yang cukup untuk menghemat pengeluaran.
Setelah makan siang kami pun menikmati keindahan pulau berhala dengan berenang, berfoto, jalan mengelilingi pulau, menghabiskan kelapa muda dan tidak ketinggalan mencari batu “akik” yang sedang naik daun di Jambi. Sore harinya kami bisa menikmati sunset dari balik bebatuan. Saat matahari terbit merupakan momen yang tidak ingin saya lewatkan di Pulau Berhala. Pagi-pagi sekali dari bibir pantai dan dermaga kayu saya menunggu saat sang surya muncul ke permukaan. Momen-momen indah dapat diabadikan melalui kamera NIKON D3100 seperti pada foto berikut:
Tidak jauh dari pulau berhala, terdapat pulau penyu yang menurut informasi warga setiap awal dan akhir tahun penyu akan mendarat di pulau tersebut untuk bertelur. Untuk mencapai pulau penyu kami menyewa kapal motor kecil/”pompong” dengan waktu tempuh 15 menit. Pengalaman yang cukup menegangkan dimana guncangan kapal kecil ini sangat terasa ketika membelah laut yang mulai pasang di pagi menjelang siang.
Sesampai di Pulau Penyu guncangan kapal yang menegangkan terobati dengan keindahaan alam sekitar pulau yang tidak berpenghuni tersebut.
Cuaca yang kurang bersahabat menyebabkan perjalanan kembali ke Pulau Berhala disambut dengan hujan lebat. Hal ini sempat membuat kami panik karena baru pertama kalinya naik kapal motor kecil di lautan lepas dalam kondisi hujan disertai petir. Dua hari yang cukup menyenangkan, sejenak terlepas dari rutinitas kantor yang menguras energi dan pikiran. Akhirnya kami pun menyudahi perjalanan wisata di Pulau Berhala dengan semangat baru mencapai hasil yang lebih baik di tahun 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar